ANALYZING E-BUSINESS VALUE CREATION FROM A RESOURCE-BASED PERSPECTIVE
Abstrak
Dalam tahun terakhir, skeptisme mengenai nilai e-bisnis dan teknologi informasi pada tingkat perusahaan individu telah diperbaharui. Dalam pengertian ini, peneliti system informasi menghadapi tekanan untuk menjawab apa dan bagaimana e-bisnis menghasilkan nilai. Untuk merespon tantangan ini, paper ini mengembangkan model konseptual, didasari dalam teori berdasarkan sumber, untuk menaksirkan kreasi nilai e-bisnis. Model ini menempatkan tiga hubungan: sumber internet dan nilai e-bisnis, sumber internet dan kemampuan e-bisnis, dan kemampuan e-bisnis dan nilai e-bisnis. Untuk menguji hipotesis, sampel membandingkan perusahaan Spanyol yang dipekerjakan. Hasil menunjukkan seperti hipotesis bahwa, sumber internet tidak secara positif berhubungan dengan nilai e-bisnis. Sejauh ini, walaupun sumber internet tidak berhubungan positif dengan nilai e-bisnis, mereka menemukan untuk memainkan aturan kritikal dalam menghasilkan kemampuan e-bisnis. Sebagai tambahan, hasil memberitahukan bahwa kemampuan e-bisnis merupakan pemicu inti nilai e-bisnis.
Pendahuluan
Selama beberapa decade, peneliti telah mencoba mengukur laba teknologi informasi pada level perusahaan individu. Hasil studi ini bermacam-macam dan “produktivitas paradox” ditunjukkan untuk menggambarkan beberapa temuan.
Peneliti seperti Henderson dan Venkatraman (1999) membantah bahwa IT berkembang dari aturan back office tradisional terhadap aturan strategi, mendukung strategi bisnis baru. Bagaimanapun, belakangan ini banyak kontroversi mengenai nilai IT yang telah dihasilkan dengan asersi Carr (2003) dalam artikelnya “IT Doesn`t Matter”. Dalam beberapa kata, argument Carr adalah bahwa beberapa keuntungan diperoleh oleh satu perusahaan dapat dengan mudah dijiplak oleh perusahaan lain, dan karena IT sekarang merupakan komoditas berdasarkan pada standar bahwa semua perusahaan dapat secara bebas digunakan, IT tidak lagi membedakan faktor dalam performance organisasi. Carr membantah bahwa tidak ada perusahaan yang dapat digunakan untuk mencapai keuntungan kompetitif selama kompetitornya melebih daripada yang dapat dekat elektrik, telepon, atau infrastruktur lain. Dengan demikian, Carr menunjukkan perusahaan akan mengurangi penghabisan IT, yang diikuti daripada membawa IT dalam industry mereka, dan menghindari penyebaran IT dengan cara yang baru.
Review literature
RBV: konseptualisasi kemampuan e-bisnis
RBV telah digunakan untuk menjawab salah satu dari pertanyaan penelitian yang paling ekstensif dalam bidang manajemen strategi, yang berhubungan dengan pemahaman sumber yang menentukan keuntungan kompetitif. Dalam waktu yang sama, RBV menjadi salah satu standar teori yang menjelaskan mengapa perusahaan dalam berbagai macam industry yang sama dalam performance. Hal ini mengusulkan bahwa pengaruh individu, sumber khusus perusahaan pada performance dapat menjadi signifikan.
Secara umum RBV cenderung menentukan sumber daya dan memasukkan aset, infrastruktur, skill, dan lain-lain. Grant (1991) mengusulkan bahwa kemampuan perusahaan adalah apa yang dapat dilakukan sebagai hasil tim kerja sama sumber daya. Teece, Pisano, dan Shuen (1997) membantah bahwa kemampuan tidak dapat dengan mudah dibeli; mereka harus dibentuk. Dalam menyadari hal ini Day (1994) menggambarkan kemampuan sebagai sekelompok skill yang kompleks dan pengetahuan yang dikumpulkan, latihan melalui proses organisasi, yang memungkinkan perusahaan mengkoordinasi aktivitas dan memanfaatkan aset mereka. Day membantah bahwa kemampuan dan proses organisasi hampir berhubungan karena kemampuan memungkinkan aktivitas dalam proses bisnis dikeluarkan.
Untuk tujuan studi sekarang, definisi kemampuan di atas memberikan identifikasi tiga karakteristik penting:
1. Kemampuan berakar dalam proses dan bisnis rutin karena hal tersebut merupakan kemampuan yang memungkinkan aktivitas dalam proses bisnis dikeluarkan.
2. Kemampuan merupakan khusus perusahaan, sementara bukan sumber yang asli. Karena penyimpangan ini, pemilik kemampuan tidak dapat dengan mudah ditransfer dari satu organisasi pada yang lain.
3. Tujuan utama kemampuan adalah untuk mencapai produktivitas dari sumber lain yang diproses perusahaan.
Sumber dan kemampuan e-bisnis
RBV menyediakan dasar yang kuat pada perbedaan antara sumber IT dan kemampuan IT dan untuk mempelajari pengaruh mereka yang terpisah pada performance. Berdasarkan pada analisis ini, Bharadwaj (2000) mengusulkan bahwa jika perusahaan dapat menggabungkan IT yang berhubungan dengan sumber yang menghasilkan kemampuan unik IT, mereka dapat memperbaiki performance mereka. Peneliti IS mengikuti pertimbangan kemampuan IT ini karena persaingan dapat dengan mudah dihasilkan dalam duplikasi investasi dalam sumber IT, dan perusahaan dapat membeli hardware dan software yang sama untuk memindahkan keuntungan kompetitif.
Secara umum, sumber IT tidak sulit ditiru; teknologi secara fisik merupakan teknologi sendiri yang secara khusus ditipu. Jika perusahaan dapat membeli teknologi fisik ini dan dengan demikian melakukan beberapa strategi, kemudian perusahaan lain juga dapat membeli teknologi ini, dan dengan demikian beberapa alat tidak akan menjadi sumber keuntungan kompetitif. Sumber IT perlu, tetapi bukan kondisi yang cukup untuk menguntungkan kompetitif. Sumber IT jarang menyumbangkan secara langsung persaingan yang menguntungkan.
Nilai e-bisnis dari proses pendekatan
Tujuan utama paper ini adalah menentukan bagaimana e-bisnis menghasilkan nilai melalui RBV. Walaupun banyak penelitian menggunakan RBV yang difokuskan pada variabel agregat dependen, yakni performance perusahaan, hal ini tidak dapat menjadi cara terbaik untuk menguji RBV. Ray et al. (2004) mengusulkan pengujian keefektifan proses bisnis sebagai cara untuk menguji logic RBV.
E-Procurement atau pembelian online, secara potensial dapat menyediakan proposisi batasan nilai pada perusahaan. Hal ini datang dari reduksi procurement dan biaya persediaan,sehingga strategi network dengan supplier mengijinkan SCM yang efektfi dan efisien.
Pengembangan hipotesis
Sumber internet dan nilai e-bisnis
Barney (1991) membantah bahwa perusahaan dapat memperoleh keuntungan yang kompetitif atas dasar sumber perusahaan yang merupakan perusahaan khusus, berharga, jarang, dapat mencontoh secara tidak sempurna, dan tidak secara strategi mengganti sumber lain.
· Hipotesis 1: tidak ada hubungan antara sumber internet dan nilai e-bisnis.
Sumber internet dan kemampuan e-bisnis
· Hipotesis 2: ada hubungan positif antara sumber internet dan kemampuan e-bisnis eksternal dengan supplier.
· Hipotesis 3: ada hubungan positif antara sumber internet dan kemampuan e-bisnis internal.
Kemampuan e-bisnis dan nilai e-bisnis
· Hipotesis 4: ada hubungan positif antara kemampuan eksternal e-bisnis dengan supplier dan nilai e-bisnis.
· Hipotesis 5: ada hubungan positif antara kemampuan internal e-bisnis dan nilai e-bisnis.
Hasil empiris
Hipotesis kreasi e-bisnis diuji menggunakan model persamaan structural. Bagi nilai e-bisnis, dua dari tiga susunan – sumber internet, kemampuan e-bisnis dengan konsumen dan kemampuan internal e-bisnis – secara signifikan membawa pada konstruk dependen. Kemampuan bisnis dengan supplier dan kemampuan internal e-bisnis secara signifikan positif, sementara sumber internet negative tetapi tidak berarti koefisien secara statistic, seperti yang dihipotesiskan. Oleh karena itu, semua persetujuan hipotesis dengan nilai e-bisnis didukung (H1, H4, dan H5). Sebagai tambahan, model mendukung penandaan positif yang signifikan dari sumber internet pada kemampuan e-bisnis dengan pemakai dan kemampuan internal e-bisnis, dengan demikian mendukung H2 dan H3.
Diskusi
Penelitian sekarang mencari penjelasan bagaimana hasil nilai e-bisnis dan yang dimaksud menjelaskan penawaran hasil yang lebih luas dapat dipakai daripada yang mempelajari pemimpin internet atau perusahaan industry IT. Dalam pengertian ini, studi ini berusaha menawarkan penjelasan bagaimana ada kasus dimana perusahaan berhubungan dalam e-bisnis tanpa mendapat beberapa keuntungan. Untuk merespon tantangan ini, model konseptual untuk menaksirkan kreasi nilai e-bisnis, berdasarkan pada RBV perusahaan, yang dikembangkan dan diuji pada sampel perusahaan Spanyol dari sector-sektor yang berbeda.
Seperti yang dihipotesiskan, hasil menunjukkan bahwa sumber internet secara positif tidak berhubungan dengan nilai e-bisnis. Temuan ini tidak mengejutkan, karena pesaing dapat dengan mudah meniru investasi dalam sumber IT dengan membeli hardware dan software yang sama, dan dengan demikian sumber IT per se tidak menyediakan performance yang lebih baik. Hal ini dapat dijelaskan melalui RBV karena IT tidak mempertimbangkan sumber yang sulit ditiru; IT sendiri secara khusus dapat meniru. Hasil ini mendukung temuan penelitian belakangan ini yang tidak menemukan tanda bukti yang positif antara kualitas IT dan performance perusahaan. Sama halnya, Powell dan Dent-Micallef (1997) menunjukkan bahwa IT sendiri tidak dapat menjadi sumber keuntungan yang kompetitif. Dengan demikian hasil penelitian ini memberitahukan bahwa teknologi internet sendiri akan jarang menghasilkan nilai e-bisnis.
Pada akhirnya, hasil empiris menunjukkan bahwa ada hubungan positif antara kemampuan e-bisnis dan nilai e-bisnis. Temuan kami memberitahukan keberadaan literature empiris. Bharadwaj (2002) dan Santhanam dan Hartono (2003) menemukan bahwa perusahaan dengan kemampuan superior IT tentu saja menunjukkan performance utama IT. Ravichandran dan Lertwongsatien (2005) menunjukkan bahwa kemampuan organisasi untuk menggunakan IT untuk mendukung kompoten intinya tergantung pada kemampuan IS.